26 Juni 2013
Sop Saudara (Pangkep)
Resep ini dari dulu sudah banyak yang request, namun baru sekarang bisa diposting.
Lumayan bingung juga karena resepnya beda beda. Aku sudah bolak balik buku resep, tanya sana sini, blogwalking, bahkan tanya langsung sama penjualnya. Akhirnya hari ini kupersembahkan resep sop sodara...ala Hesti ^^
Mungkin teman teman yang belum pernah mencicipi bertanya apa yang menarik dari sop sodara ini?? apa bedanya dengan sop sop yang lain? Kata sop sodara sendiri menurut beberapa sumber diambil dari SOP yang berarti singkatan Saya Orang Pangkep, Sodara!! jadilah sop sodara. Tapi sebenarnya aslinya pertama kali resep ini muncul di daerah Pangkep Sulawesi Selatan dan memang populer di sana yang kemudian mulai merambah daerah lain. Namun biasanya para penjual tersebut memang memiliki kekekerabatan sehingga disebutlah sop sodara. Awalnya pembuatnya terinspirasi dari kata coto paraikatte yang terkenal. Paraikatte dari bahasa Makassar yang berarti sesama kita, katanya dimaksudkan agar pemilik warung, pelayan dan penikmatnya merasa bersaudara. Sop sodara adalah penegasan identitas asal daerah (source: wisata kompasiana)
Kalau rasanya sendiri menurutku setelah beberapa kali mencoba beda beda tipis satu sama lain. Tentu saja ini berdasarkan preferensi masing masing pembuatnya. Istilahnya beda tangan beda rasa. Umumnya orang mengenal sop sodara berkuah bening dengan bumbu yang khas...ada wangi aroma pala dan kayu manisnya. Namun ada pula yang menggunakan santan encer untuk kuahnya serta menggunakan cabe merah agar ada semburat merah, bukan untuk membuat kuah berasa pedas. Dan ada pula yang menambahkan telur kocok dalam kuahnya namun dengan racikan khusus sehingga kuah tidak berserabut telur. Cuma kelihatan sedikit kuahnya tidaklah benar benar bening.
Nah karena aku sudah jatuh hati dengan sop sodara di sini jadi aku meniru resepnya, walaupun setelah aku buat hasilnya nggak sama persis, hihi. Beda tangan beda racikan yaaaa...kuahnya sih sudah mirip penampakannya tapi rasanya kayak ada yang kurang menurutku walaupun anak anak dan hubby puas sekali dan bilang super enak!!
Yang lucu...di rumah kan nggak ada yang makan jeroan, tapi demi resep ini aku beli sedikit daging paru. Akhirnya siapa yang makan?? aku dan Iyut. Kalau aku karena terpaksa daripada dibuang. Kalau Iyut memang katanya enak jadi bantuin aku makan...hehe
Baca selengkapnya »
Label:
Bugis Makassar,
Daging,
Sup/ Makanan Berkuah
0 komentar:
Posting Komentar